Senin, 10 Desember 2012

Sari Ater Camping Park | Concepst Adventure |

HUNTING Sari Ater Camping Park | Concepst Adventure | Talent : April & Anggita
                                     Dari Kita, Untuk Kita "

New documentasi


Minggu, 02 Desember 2012

Advantages on photo hunting alone













Momen Di awal Bulan menuju akhr tahun 2012.Kami tau kami mengerti kenapa kami disini membentuk memory keluarga besar HIPMOS |Himpunan Photoghraper dan Model Subang |

Kamis, 08 November 2012

Sedikit Tentang Photography

Banyak memang para penggemar photo, baik dia sebagai tukang photonya, modelnya, bahkan hanya sebagai penikmat saja. Hal itu merupakan suatu kebebasan berkreasi untuk menciptakan karya-karya yang memiliki nilai seni.
Melukis dengan cahaya atau yang sering disebut dengan photography (Indonesia = Fotografi) tentunya memiliki beberapa etika-etika yang dikategorikan sebagai hasil karya photography tersebut. Beberapa sumber menyebutkan hal-hal yang dikategorikan sebagai photography adalah ketika sebuah karya photo itu tidak mengalami proses editing. Editing yang dimaksudkan disini adalah adanya penambahan dan pengurangan obyek asli pada photo itu. Aka tetapi, dalam dunia photography diperkenankan pula melakukan proses semi editing sebatas saturasi, kecerahan, keredupan, dan memberikan watermark pada photo saja.
Dalam beberapa lomba photography juga disebutkan demikian hal-hal yang tidak diperbolehkan dan dibolehkan dalam photo yang dikumpul tersebut.
Menurut saya, Ketika hasil karya photo tersebut sudah mengalami proses Editing yang tidak sewajarnya dalam dunia photography maka itu tergolong karya Photo Digital Imaging atau Olah Digital.
Jadi, mari kita maknai apa yang kita buat dalam sebuah karya seni tersebut, dan ini adalah opini saya dalam memaknai photography bukan digital imaging/olah digital. |san|

Sabtu, 01 September 2012

War Photographer 2001

War Photographer adalah sebuah film dokumenter yang merekam tentang sepak terjang James Nachtwey, seorang photographer perang yang melaksanakan tugas  jurnalistiknya di berbagai belahan dunia. Film yang berdurasi 96 menit ini secara nyata merekam kejadian di beberapa daerah konflik di berbagai negara, antara lain Kosovo, Palestina, dan Indonesia.
Film yang sempat mendapatkan Peabody Award (2003) juga masuk nominasi Oscar (2002) dan Emmy Award (2004), menunjukan dengan nyata emosi yang dirasakan para korban yang tengah diabadikan gambarnya oleh James. Untuk memberikan atmosfer yang sama, sang sutradara asal Swis, Christian Frei menggunakan dua buah micro-camera di kamera James Nachtwey. Dengan ini membuat penonton melihat film dari sudut pandang penglihatan James Nachtwey yang tengah membidik objek dari kameranya. Untuk trailer film ini bisa dilihat di sini.
“Every minute I was there, I wanted to flee.
I did not want to see this.
Would I cut and run, or would I deal with
the responsibility of being there with a camera”
(James Nachtwey)
Penderitaan korban perang di Kosovo, perang panjang di Palestina, dan juga pergolakan politik di era Soeharto sampai pada masalah kemiskinan di Indonesia terlihat sangat jelas di film ini. Film dokumenter ini membawa pesan kepada mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya perang, kekacaun politik, dan kemiskinan yang mengakibatkan masalah kemanusian yang dialami jutaan manusia di berbagai belahan dunia.(Arb)