Film yang sempat mendapatkan Peabody Award (2003) juga masuk nominasi Oscar (2002) dan Emmy Award (2004), menunjukan dengan nyata emosi yang dirasakan para korban yang tengah diabadikan gambarnya oleh James. Untuk memberikan atmosfer yang sama, sang sutradara asal Swis, Christian Frei menggunakan dua buah micro-camera di kamera James Nachtwey. Dengan ini membuat penonton melihat film dari sudut pandang penglihatan James Nachtwey yang tengah membidik objek dari kameranya. Untuk trailer film ini bisa dilihat di sini.
“Every minute I was there, I wanted to flee.Penderitaan korban perang di Kosovo, perang panjang di Palestina, dan juga pergolakan politik di era Soeharto sampai pada masalah kemiskinan di Indonesia terlihat sangat jelas di film ini. Film dokumenter ini membawa pesan kepada mereka yang bertanggung jawab atas terjadinya perang, kekacaun politik, dan kemiskinan yang mengakibatkan masalah kemanusian yang dialami jutaan manusia di berbagai belahan dunia.(Arb)
I did not want to see this.
Would I cut and run, or would I deal with
the responsibility of being there with a camera”
(James Nachtwey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar